Langsung ke konten utama

TERMINOLOGI MEDIS SARAF DAN GANGGUAN MENTAL

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem syaraf meupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang berutugas menerima rangsangan , menghantarkan rangsangan ke seluruh tubuh, serta memberikan repon terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerimaan rangsangan dilakukan oleh alat indara. Pengolahan rangsangan dilakukan oleh syaraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem syaraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku, atau
psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang
secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia. Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi
itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik, dan
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang
itu dengan masyarakat. Sekelompok reaksi psikotis dengan ciri-ciri pengunduran diri dari kehidupan sosial, gangguan emosional, dan afektif yang kadang kala disertai halusinasi dan delusi serta tingkah laku yang negatif atau
merusak.
 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud sistem saraf ?
2.      Apa saja struktur sel saraf ?
3.      Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
4.      Bagaimana mekanisme pengantar inplus ?
5.      Apa saja kelainan pada saraf ?
6.      Apa Pengertian dan faktor penyebab gangguan mental ?
7.      Apa saja kelainan pada mental/ jiwa?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian sistem saraf.
2.      Mengetahui struktur sel saraf.
3.      Menegtahui apa saja klasifikasi sel saraf.
4.      Mengetahui mekanisme pengantar implus.
5.      Mengetahui kelainan pada saraf.
6.      Mengetahui pengertian gangguan mental/ jiwa.
7.      Mengetahui factor penyebab gangguan mental.
8.      Mengetahui kelainan pada mental/ jiwa.


BAB II
SISTEM SARAF

A.    Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah komponen utama dalam sistem saraf.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1.      Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2.      Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
3.      Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

B.     Struktur Sel Saraf
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
1.      Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.


Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
2.      Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang - cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3.      Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1.      Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2.      Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3.      Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Terdapat 5 (lima) jenis sel saraf berdasarkan bentuk, yaitu :
1.      Unipolar neuron
2.      Bipolar neuron
3.      Interneuron
4.      Pyramidal cell
5.      Motorneuron

C.    Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial, yaitu :
1.      Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu.
2.      Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih.
3.      Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1.      Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
a.       Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1)      Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
2)      Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa.
3)      Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
4)      Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
5)      Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
b.      Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
c.       Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan
sumsum tulang belakang.
d.       Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
2.      Sistem Saraf Tepi (Perifer)
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
a.       Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu:
1)      Saraf Serabut Otak (Cranial)
Ada dua belas pasang saraf kranial yang diberi nomor sesuai dengan hubungannya  dengan otak. Sembilan pasangan yang pertama dan pasangan kedua belas memasok persarafan (menginervasi) bangunan di kepala.



Kedua belas pasangan saraf kranial selalu dinomori dengan menggunakan angka Romawi. Beberapa saraf kranial I, II, dan VIII hanya berisi serat sensoris, sedangkan hampir seluruhnya berisi serat motoric, sisanya V, VII, IX, X berisi kedua jenis serat sensoris dan motoris yang dikenal sebagai mixed nerves. Kedua belas saraf yang dimaksud adalah sebagai berikut :
I.       Saraf olfactory membawa dorongan membau dari reseptor di dalam mukosa hidung menuju otak.
II.    Saraf optik membawa dorongan visual dari mata menuju ke otak.
III. Saraf oculomotor berkaitan dengan sebagian besar kontraksi otot mata.
IV. Saraf trochlear memasok satu otot bola mata.
V.    Saraf trigeminal merupakan saraf sensoris yang terbesar dari muka dan kepala, mempunyai tiga cabang yang membawa dorongan mera sakan secara umum (misalnya rasa sakit, meraba, suhu) dari muka menuju otak. Cabang ketiga disambungkan oleh serat motoris pada otot mengunyah.
VI. Saraf abducens ialah saraf lainnya, yang mengirim dorongan yang mengontrol pada otot bola mata.
VII. Saraf  facial sebagian besar merupakan motor. Otot ekspresi rnuka kesemuanya dipasok oleh cabang-cabang dari saraf facial. Saraf ini juga meliputi serat sensoris khusus untuk merasakan pada anterior dua pertiga lidah dan berisi serat pembuangan pada kelen jar Judah yang lebih kecil (submaxillary dan sublingual) dan pada kelenjar lakrimal.
VIII. Saraf vestibulocholear berisi serat sensoris khusus untuk mendengar seperti halnya untuk keseimbangan dari saluran semisirkular telinga bagian dalam.
IX.      Saraf glossopharyngeal berisi serat sensoris umum dari belakang lidah dan pharynx (tenggorokan). Saraf ini juga berisi serat sensoris untuk merasakan dari posterior ketiga lidah, serat pembu angan yang memasok sebagian besar kelenjar ludah (parotid) dan serat saraf motor untuk mengontrol otot menelan di dalam pharynx.
X.    Saraf vagus merupakan saraf kranial yang terpanjang yang mema-sok sebagian besar organ di dalam rongga perut dan dada. Saraf ini juga berisi serat motor bagi kelenjar yang menghasilkan getah pencernaan dan pembuangan lainnya.
XI. Saraf accesory (formerly disebut spinal accesory nerve) terbuat dari serat saraf motor yang mengontrol dua otot leher, yaitu trapezius dan sternocleidomastoid.
XII. Saraf hypoglossal, saraf kranial terakhir membawa dorongan-dorongan yang mengontrol lidah.
2)      Saraf Tulang Belakang (saraf spinal)
Ada 31 pasang saraf tulang belakang, setiap pasang dinomori berdasarkan tingkatan mana sumsum tulang belakang berasal. Setiap saraf dilekatkan pada sumsum tulang belakang oleh dua akar, yaitu dorsal dan ventral. Pada setiap akar dorsal ditandai dengan membengkaknya bahan abu-abu yang dinamakan dorsal root ganglion yang berisi tubuh sel neuron sensoris. Ganglion adalah kumpulan tubuh sel saraf yang terletak di luar sistem saraf sertral. Serat saraf yang berasai dan reseptor sensoris berbagai macam daerah tubuh mengarah pada ganglion ini. Reseptor sensoris ialah ujung saraf yang merespon pada suatu stimulus.
Ada dua kategori reseptor. Pertama, untuk sensasi umum yang terletak di kulit dan dinding tubule. Mereka merespon pada stimulus yang membangkitkan sensasi rasa sakit, meraba  dan suha serta lokasi dan posisi bagian-bagian tubuh. Kategori kedua termasuk reseptor untuk merasa secara khusus, misalnya mencicipi, membau, visi, dan pendengaran. Dorongan yang berasal dari reseptor ini dibawa oleh saraf kranial dari organ merasa khusus menuju otak.  Oleh karena serat sensoris membentuk akar dorsal, akar frontal saraf tulang belakang merupakan kombinasi serat saraf motorik (efferent) yang memasok otot-otot voluntary dan involuntary serta kelenjar. Tubuh sel bagi serat voluntary terletak di dalam bagian ventral sumsum bahan abu-abu (anterior/ ventral gray horns). Tubuh sel bagi serat involuntary ditemukan dalam small, lateral, gray horns. Akar dorsal (sensoris) dan ventral (motorik) dikombinasikan di dalam saraf tulang beiakang, making all spinal nerve mixed nerves.
Setiap saraf tulang belakang jaraknya dekat sekali dengan sumsum tulang belakang, kemudian cabang-cabang masuk ke dalam divisi posterior yang kecil. Cabang anterior yang lebih besar berjalin (interlace) untuk membentuk jaringan yang dinamakan plexuses yang kemudian mendistribusikan cabang-cabang tadi ke bagian-bagian tubuh. Ada tiga pleksus yang utama, yaitu:
a)      Cervical plexus memasok dorongan motorik pada otot-otot leher dan menerima dorongan sensoris dari leher dan belakang kepala. Saraf phrenic yang mengaktifkan diafragma muncul dari pleksus ini.
b)      Brachial plexus mengirimkan sejumlah cabang pada pundak, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan tangan. Saraf radial timbul dari brachial pleksus ini.
c)      Lumbosacral plexus memasok saraf pada ekstrimitis bagian bawah. Bagian yang terbesar dari cabang ini ialah sciatic nerve yang meninggalkan bagian dorsal panggul lewat di bawah otot gluteus maksimus dan memanjang ke bawah belakang paha. Pada permulaannya, tebalnya hampir 1 inci tetapi segera ia bercabangcabang paaa otot paha, di dekat lutut ia membentuk dua sub divisi yang memasok tungkai dan kaki.
b.      Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Secara garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom adalah sebagai berikut:
1)      Jalur simpatetik mulai di dalam sumsum tulang belakang dengan tubuh sel di dalam daerah lumbar dan dada, daerah thoracolumbar.Saraf simpatetik timbul dari sumsum tulang belakang pada tingkat perama saraf thoracic turun pada tingkat kedua saraf tulang belakang lumbar. Dari bagian sumsum ini serat saraf memanjang sampai pada ganglia sympathetic chains (kerangka badan), dua untai gang lia yang menyerupai sumsum yang memanjang di separjang sisi tulang belakang dari leher
bagian bawah sampai daerah abdominal sebelah atas. Ganglia kerangka badan yang menyerupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi tubuh sel dari sekelompok neuron yang kedua, seratnya memanjang sampai kelenjar dan jaringan otot involuntary. Neuron kedua ini melepaskan sebagian besar neurotransmitter
norepinehrine (noradrenalin) pada jaringan effector.
2)      Jalur parasimpatetik mulai di dalam daerah craniosacral dengan munculnya serat dari tubuh sel midbrain, medulla, dan bagian bawah sumsum tulang belakang (sacral). Dari pusat-pusat inilah seke lompok serat yang pertama memanjang sampai ganglia otonom yang bi asanya berlokasi di dalam atau di dekat dinding organ effector. Kemudian jalurnya terus sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi jaringan visceral. Neuron ini melepaskan neurotransmitter acetylcholine.
Sistem saraf otonom mengatur tindakan kelenjar, otot organ lekuk yang lembut, dan jantung. Tindakan ini semuanya dibawa seca ra ototmatis; kapan saja setiap perubahan terjac'i yang meminta su atu penyesuaian pengaturan, penyesuaian dibuat tanpa seseorang me nyadarinya. Bagian simpatetik sistem saraf otonom cenderung untuk
bertindak sebagai akselerator bagi organ-organ yang diperlukan un tuk menemui situasi yang penuh tekanan. Ia memperhatikan apa yang dinamakan fight or flight response. Kalau anda membayangkan apa yang terjadi pada orang yang takut atau marah, anda akan dengan mudah sekali ingat akan efek/ akibat dorongan dari sistem saraf simpatetik:
1)      Stimulasi kelenjar adrenal. Ini menghasilkan hormon termasuk epinephrine yang mempersiapkan tubuh guna menemui situasi darurat. dalam banyak cara. Saraf simpatetik dan hormon dari adrenal akan sating memperkuat satu sama lain.
2)      Pembesaran biji mata dan penuruiian kemampuan dalam melihat pada satu titik fokus bagi obyek yang dekat.
3)      Bertambahnya tingkat kecepatan dan penuh tekanan kontraksi jantung.
4)      Bertambahnya tekanan darah sebagian karena lebih efektifnya detak jantung dan sebagian lagi karena pembatasan uteri kecil di dalam kuiit dan organ dalam.
5)      Feinbesaran pips bronkial yang memungkinkan lebih banyak cksigen yang dapat masuk.
6)      Bertambahnya metabolism, sistem simpatetik juga berperan sebagai brake/ rem pada those sistem secara tidak langsung dilibatkan dalani respon pada tekanan seperti sistem digestif dan uriner. Perhatikan saja kalau anda sedang marah lalu anda mencoba makan, maka anda lihat bahwa air ludah anda menjadi sedikit sekali dan lebih kental sehingga anda akan kesulitan dalam menelan makanan (Jw. seret).
Bagian parasimpatetik dari sistem saraf otonom normalnya ber peran sebagai penyeimbang bagi sistem simpatetik ketika krisis telah berlalu. Sistem parasimpatetik bring about pembatasan bola mata, memperlambat detak jantung, dan pembatasan saluran (tube) bronkial. Ia juga menstimulasi pembentukan dan pelepaskan urin dan aktifitas digestive tract. Ludah misalnya mengalir lebih mudah dan profusely serta jumlah dan keencerannya bertambah. Dengan demikian, sebagian besar organ tubuh menerima kedua sistem simpatetik dan parasimpatetik, efek dari kedua sistem tadi pada organ yang ada umumnya berlawanan.

D.    Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1.      Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan
membran pra-sinapsis dan membran post sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan

E.     Kelainan Pada Sitem Saraf
Kelainan pada sistem saraf dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: karena adanya kerusakan pada sistem saraf akibat adanya luka, infeksi mikroorganisme, kerusakan yang sifatnya genetis, penggunaan obat-obatan, benturan benda keras, adanya virus, bakteri ataupun radang. Adapun kelainan atau gangguan pada sistem saraf manusia diantaranya:
1.      Amnesia
Merupakan gangguan pada otak yang disebabkan oleh kecelakaan atau cidera yang menyebabkan trauma pada kepala (geger otak) sehingga penderita mengalami kebingungan dan kehilangan ingatan. Amnesia bersifat sementara atau permanen tergantung dari seberapa parahnya trauma yang diderita oleh otak.
2.      Epilepsi
Disebabkan oleh adanya gangguan penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, orang yang menderita penyakit tumor otak, trauma pada kepala, penggunaan obat-obat bius, dan penderita cacat otak bawaan. Ciri-ciri orang yang terkena epilepsi adalah mengalami kejang-kejang hingga mulutnya keluar busa. Epilepsi disebut juga dengan penyakit ayan. Penderitanya sering mengalami kejang-kejang yang mendadak dan berulang-ulang tanpa alasan.
3.      Stroke
Merupakan penyakit yang terjadi karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah didalam otak sehingga otak menjadi rusak. Penyumbatan ini disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah (arteriosklerosis), juga penyumbatan karena suatu emboli. Penderita stroke biasanya terlihat dari wajahnya yang tidak simetris.
4.      Sakit Kepala
Pada umumnya disebabkan karena melebarnya pembuluh darah pada daerah selaput otak. Pelebaran pembuluh darah ini umumnya merupakan penyakit tersendiri tetapi merupakan bagian dari timbulnya gejala penyakit yang lebih serius.
5.      Neuritis
Merupakan kelainan pada sistem saraf yang disebabkan karena adanya tekanan, pukulan, keracunan, patah tulang atau kekurangan vitamin B. Penyakit ini menjadikan penderitanya sering mengalami kesemutan.
6.      Parkinson
Merupakan kelainan yang disebabkan karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Penderita kelainan ini biasanya sering mengalami tangan gemetaran saat sedang  beristirahat, susah gerak, mata sulit untuk berkedip, dan otot terasa kaku sehingga kaki menjadi kaku saat berjalan atau bergerak.
7.      Polio
Disebabkan karena infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang. Pada umumnya virus ini menyerang anak-anak. Virus polio ini dapat menimbulkan demam, kelumpuhan, sakit kepala yang berakhir pada hilangnya refleks, dan mengecilnya otot. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio. Jika penyakit ini sudah timbul maka tidak dapat diobati.
8.      Transeksi
Merupakan kelainan pada sistem saraf terutama pada medulla spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibatnya penderita akan mengalami hilangnya segala rasa atau mati rasa.
9.      Hidrosefalus
Merupakan kelainan yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak atau penumpukan cairan didalam otak yang menyebabkan pembengkakan didalam otak. Gangguan ini menyebabkan cairan bertambah banyak yang kemudian akan menekan jaringan pada otak di sekitarnya terutama pada pusat-pusat saraf vital.
10.  Afasia
Merupakan kelainan pada fungsi bicara pada seseorang karena adanya kelainan otak. Penderita ini dak memiliki kemampuan untuk berbicara dan mengerti bahasa lisan.
11.  Ataksia
Merupakan kelainan yang terjadi disebabkan karena sel-sel saraf didalam otak kecil rusak atau mengalami degenerasi. Akibatnya penderita ataksia akan mengalami kesulitan dalam berbicara, menelan, menggerakkan mata dan kesulitan dalam melakukan berbagai gerakan.
12.  Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi virus atau bakteri pada meninges (selaput yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang). Penyakit ini bersifat ringan namun dapat berkembang menjadi lebih parah tergantung pada penyebabnya. Gejala meningitis yang harus diwaspadai adalah: demam, sakit kepala berlebih, leher terasa kaku dan adanya ruam-ruam pada kulit.

                                             

BAB III
GANGGUAN MENTAL

A.    Pengertian Gangguan Mental
Gangguan mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior), yang juga dianggap sama dengan sakit mental (mental illness), sakit jiwa (insanity,lunacy madness), selain terdapat pula istilah-istiah serupa yaitu : distress, discontrol, disadvantage, disability, inflexsibility, irrationality, syn Dromal pattern, dan disturbance. Berbagai istilah ini dalam beberapa hal dianggap sama, namun dibagian lain pihak digunakan secara berbeda. Dalam Internasional Classification of Mental Disorders (ICD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (IDM) digunakan istilah “ mental disorder” yang diterjemahkan menjadi gangguan jiwa,dan untk keperluan tulisan (buku ) ini digunakan isilah gangguan mental untuk maksud yang sama.
Gangguan mental dimaknakan sebagai adanya penyimpangan dari norma –norma perilaku yang mencakup pikiran, perasaan dan tindakan. Orang yang mengalami gangguam mental karena terjadinya penyimpangan perialaku, orang yang depersi perasaanya sangat tertekan,dan orang yang alkoholik tidak dapat menehan tindakannya dan secara persisten mengkonsumsi minuman  beralkohol. Perilaku yang dilakukan secara persisten atau repesitif (repetitiveness) terutama perilaku yang tidak dikehendaki merupakan indikasi gangguan mental (Szaz,1987)
DSM-IV, merumuskan gangguan mental sebagai sebagai sindoma atau pola perilaku atau psikologis yang terjadi pada, atau saat individu dan sindroma itu dihubungkan dengan adanya:
  1. Distress (misalnya symptom menyakitkan) atau
  2. Disabi lity artinya ketidakmampuan (misalnya tak berdaya pada satu arah atau beberapa bagian penting dari fungsi tertentu).
  3. Peningkatan risiko secara bermakna untuk mati, sakit, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan(APA,1994).
Sedangkan Group for Advancement of Psychiatry (GAP) memaknakan gangguan mental sebagai suatu kesakitan yang mengurangi kapasitas seseorang untuk  menggunakan (memelihara) pertimbangan-pertimbangannya,kebijaksanaannya,dan pengendaliannya dala melakukan urusa-urusannya dan hubungan social sebagai jaminan keterikatannya pada institusi mental (Szasz,1997),
Berdasarkan berbagai pengertian diatas maka gangguan mental itu mencakup adanya penurunan fungsi mental dan pemurunan fungsi mental itu berpengaruh pada perilakunya yaitu tidak sesuai dengan yang sewajarnya.

B.     Factor Penyebab Gangguan Mental
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato psiko sosial. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.
Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di fisik (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan fisik ataupun jiwa. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
1.      Faktor-faktor somatik (somatogenik)
a.       Neuroanatomi.
b.      Neurofisiologi.
c.       Neurokimia.
d.      tingkat kematangan dan perkembangan organic.
e.       faktor-faktor pre dan perinatal.
2.      Faktor-faktor psikologik ( psikogenik)
a.        Interaksi ibu anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan).
b.      Peranan ayah.
c.       Persaingan antara saudara kandung.
d.      Inteligensi.
e.       Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat.
f.       kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
g.      Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentu.
h.      Keterampilan, bakat dan kreativitas.
i.        Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya.
j.        Tingkat perkembangan emosi.
3.      Faktor-faktor sosil budaya (sosiogenik)
a.       Kestabilan keluarga.
b.      Pola mengasuh anak.
c.       Tingkat ekonomi.
d.      Perumahan : perkotaan lawan pedesaan.
e.       Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai.
f.       Pengaruh rasial dan keagamaan.
g.      Nilai-nilai.



C.    Macam – Macam Gangguan Mental/ Jiwa
Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa Gangguan mental/ jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu gangguan saraf (neurosis) dan gangguan jiwa (psikosis). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa, murung, gelisah, cemas, perilaku kompulsif, histeria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran negatif dan sebagainya.
Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive), untuk memudahkan memahaminya para ahli mengelompokkan kognisi menjadi 6 bagian yaitu sensasi, persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing memiliki kelainan yang beraneka ragam. Macam –macam gangguan mental :
1.      Depression (depresi)
Depresi disebut juga dengan unipolar disorder, untuk membedakannya dengan bipolar disorder. Cirinya adalah perasaan murung, kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukannya dan tidak bisa mengekspresikan kegembiraan. Penyebab depresi sangat bermacam-macam. Faktor psikologis yang bisa menyebabkan depresi antara lain adalah harapan (keinginan, cita-cita) yang tidak terpenuhi, seperti putus cinta, tidak diterima di perguruan tinggi favorit atau masalah perkawinan yang kronis. Hal lain yang menyebabkan depresi adalah keadaan fisik atau pengaruh narkoba.  
Depresi yang memerlukan penanganan psikiater atau psikologi klinis adalah yang berlangsung relatif lama dan berat sehingga mengganggu kehidupan sosial orang yang bersangkutan, termasuk mengganggu pekerjaan, pelajaran atau pergaulan.
2.      Anxiety Disorder (gangguan kecemasan)
Orang awam biasnaya mencampuradukkan saja pengertian fear, phobia dan anxiety. Semua disebut "takut", tetapi dalam psikologi, ketiga istilah itu mempunyai artinya masing-masing. Fear  adalah rasa tajut (keadaan eosi yang tidak menyenangkan), yang ditimbulkan oleh suatu objek yang jelas dan alasannya pun jelas, atau disebut takut yang rasional. Contohnya, takut digigit ular di hutan, takut tertabrak mobil ketika menyebrang di jalan. Fobia adalah rasa takut yang irasional pada satu objek atau situas tertentu (Feldman, dalam Sarwono, 2012). Artinya, objeknya memang jelas tetapi alasannya tidak masuk akal atau tidak jelas. Fobia termasuk gangguan mental. Contohnya, takut gelap, takut pada keramaian, dan takut pada kecoa. Anxiety atau cemas, adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya. Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang normal. Contohnya, seorang ibu yang selalu cemas jika anak gadisnya keluar malam dengan teman-temannya. Kecemasan berlangsung cenderung disertai dengan tanda-tanda atau gangguan fisik dan emosi yang intensif, seperti keluar keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit kepala, tekanan darah naik, tidak bisa tidur, gelisah dan sebagainya. 
Kecemasan bisa berawal sejak masih usia anak-anak dan berkembang tahap demi tahap. Misalnya, kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering di kunci di kamar sendirian sementara ibunya berbelanja. Di sisi lain kecemasan bisa juga terjadi setelah suatu peristiwa yang menimbulkan trauma mental.  Kecemasan memiliki beberapa jenis, yaitu :
a.       Generalized anxiety disorder atau kecemasan umum, yang terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada laki-laki. Orang yang bersangkutan bisa mengatakan bahwa dia cemas, takut, tetapi tidak bisa menyebutkan apa yang disemaskannya dan mengapa dia cemas. 
b.       Panic disorder atau panik, yaitu perasaan teror yang intens, gemetar, bingung, mau muntah, sesak nafas, dan merasa dunia akan kiamat. Rasa panik ini biasanya timbul karena suatu peristiwa yang menakutkan, stres yang berkelanjutan atau setelah latihan olahraga. 
c.        Social anxiety disorder atau fobia sosial. Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu dinilai jelek oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini adalah "demam panggung", yaitu orang yang takut untuk tampil di depan umum. 
d.       Separation anxiety atau cemas menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu ketika anak itu harus berpisah dari orang yang selama ini memberikannya perasaan aman dan terlindung. Misalnya, ketika seorang anak yang tidak berani di tinggal sendirian di kelas oleh orang tuanya. 
3.      ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Hiperaktif tetapi Kurang Konsentrasi
Gangguan mental ini sepenuhnya disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan syaraf. Umumnya terjadi sejak masa kank-kanak (dibawah usia 18 tahun) dan banyak yang menetap sampai dewasa. Ciri-ciri dari ADHD adalah terus menerus tidak dapat memfokuskan perhatian pada satu hal (misalnya, menonton TV tidak bisa lebih dari 1-2 menit, sudak pindah ke hal laim, sibuk sebentar, sudah pindah lagi dan seterusnya), hiperaktif (pada anak bisa melompat lompat, memanjat, berteriak, berlari-lari, dan sebagainya), mudah lupa dan tidak bisa mengendalikan impuls-impulsnya sendiri (Feldman, dalam Sarwono, 2012). 
4.      Autism
Autism adalah gangguan mental karena kelainan neurologis, yaitu ada gangguan di otak dan/atau sistem syarafnya. Soekandar (dalam Sarwono, 2012) menemukan bahwa pada penderita autis, terdpat setidaknya tigak bagian otak yang terganggu, yakni lobus frontalis, sistem limbik dan hemisfer kanan. Seorang autis dalam berjam-jam sibuk dengan aktivitas yang sama, seperti memutar-mutar bola terus menerus, atau menyusun kaleng minuman.
Autism sudah terlihat sejak anak berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda lain dari autism adalah tidak ada kontak mata dengan orang lain dan apabila dipanggil ia cenderung tidak menyahut. Dampaknya adalah bahwa seorang autism bisa tidak peduli sama sekali dengan kejadian disekitarnya sehingga ia bisa melakukan sesuatu tanpa memedulikan bahaya sama sekali. Namun di sisi lain seorang anak autis bisa memiliki bakat luar biasa yaitu disebut autis savat. Salah satu contoh autis savat adalah Stephen Wiltshire. Pemuda keturunan India yang sudah didiagnosis autis sejak kecil ini, mampu menggambar Times Square hanya dari memorinya dan menghasilkan lukisan yang mirip potret.
5.      Schizophrenia/Skizofrenia
Schizophrenia berasal dari kata Yunani schizein dan phren adalah suatu diagnosis gangguan mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ekspresi dari realitas. Yang paling sering adalah halusinasi auditi (seakan-akan mendengar suara-suara atau ada yang mengajak bercakap-cakap), delusii paranoid (curiga), atau delusi lainnya yang tidak jelas. Hal ini biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda (Quinn, dalam Sarwono, 2012).
Faktor penyebab skizofrenia sampai saat ini belum jelas. Bisa karena keturunan atau genetik, bisa juga karena gangguan syaraf. Faktor lainnya adalah faktor psikososial (kemiskinan, urbanisasi, migrasi, diskriminasi rasial, broken home, patah hati, stres, dan lain-lain atau karena narkoba, atau karena gabungan dari semuanya). Oleh karena itu, teknik pengobatannya masih diperdebatkan dan sejauh ini yang dapat diupayakan adalah meminimalkan gejala yang bisa membahayakan orang lain atau diri penderita sendiri.
6.      Dissociative Identity Diseorder (DID)
DID, atau lebih dikenal dengan kepribadian ganda, dulu dianggap sebagai salah satu jenis skizofrenia karena mengandung suatu gejala dari gangguan mental itu, yaitu pola pikir yang kacau. Dalam DSM IV, DID sudah digolongkan sebagai jenis gangguan mental tersendiri. Cirinya adalah adanya minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda yang mengendalikan perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian-kepribadian itu mempersepsi, menilai, dan berekasi terhadap lingkungan dengan cara yang sangat berbeda, dan ketika yang satu dnegan satu sedang dikendalikan, kepribadian-kepribadian khas pasien DID, yaitu tidak ingat apa yang sudah dilakukannya.
Salah satu contoh adalah Shirley Mason yang diberi nama samaran Sybil, lair tahun 1923 di Minnesota dan wafat pada 1998 di Kentucky, AS. Ia memiliki ibu yang skizofrenia dan ayah yang acuh tak acuh. Sybil memiliki 16 kepribadian dalam dirinya. Kasus DID kedua yang juga sangat populer karena diterbitkansebagai buku, adalah kasus William Stanley Milligan yang biasa dipanggil Billy (lahir 1955), yang memiliki 24 kepribadian. Billy melakukan perawatan dengan Dr. David Caul dengan teknik bahwa Billy diperkenankan untuk bergaul di masyarakat. Billy menjalankan perwatannya selama 10 tahun sebelum ia bisa berfungsi sebagai manusia normal.
7.      Paranoia
Paranoia adalah gangguan jiwa yang cukup dikenal oleh orang awam, di samping "kepribadian ganda". Bahkan istilah awam untuk gangguan jiwa yang satu ini, yaitu "parno", yang maksudnya adalah orang yang terlalu sering curiga. Dalam istilah psikiatri dan psikologi, istilah paranoia ini mempunyai arti baku, yaitu gangguan dalam proses berpikir yang ditandai dengan kecemasan atau ketakutan yang berlebihan sehingga mencapai tingkat yang tidak masuk akal dan disertai delusi (waham). Ciri khas orang paranoid adalah merasa selalu ada ancaman. Sebagai contoh, ketika melihat orang lain sedang saling mengobrol, si paranoid mengira bahwa kedua orang itu sedang membicarakan sesuatu rencana untuk membunuhnya.
8.      Psikopat
Psikopat adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang secara kronik (terus menerus) menunjukkan perilaku immoral dan anti sosial. Perilaku psikopat biasanya menyangkut perilaku agresif, kriminal atau seksual, tetapi ada juga yang hanya terkait dengan perilaku sosial. Dalam terminologi Psikoanalisis Freud, psikopat adalah orang yang Egonya terlalu dikuasai oleh id dan Super-ego hanya mendengar apa kata id. Contohnya, bolak balik meminjam uang tetangga atau teman tetapi tidak pernah dikembalikan sehingga keluarganya berkali-kali mengumpulkan dana untuk mengembalikan utang tersebut. Prognosis (masa depan) psikopat pada umumya tidak bagus. Mungkin pada awalnya dia akan berhasil memengaruhi beberapaorang yang mau menjadi pengikutnya, karena berlainan dengan pendapat awam. Psikopat bisa tampil sangat menawan, dia pandai berbicara sehingga cepat mendapat kepercayaan dari orang lain. Namun hal ini tidak berlangsung lama karena tidakan immoral yang dilakukan secara terus menerus, maka makin lama psikopat akan makin terisolasi dari lingkungannya sehingga akhirnya ia jatuh dalam kesendirian dan kemiskinan.

                            
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Gangguan mental itu mencakup adanya penurunan fungsi mental dan pemurunan fungsi mental itu berpengaruh pada perilakunya yaitu tidak sesuai dengan yang sewajarnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/sistem_persyarafan1.pdf
http://imron46.blogspot.co.id/2009/02/faktor-penyebab-gangguan-jiwa.html
http://doktersehat.com/macam-macam-gangguan-jiwa-psikologi-yang-aneh/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU NOVEL R (Raja, Ratu & Rahasia)

IDENTITAS BUKU Judul                :       R (Raja, Ratu & Rahasia) Penulis             :       Wulanfadi Penerbit           :       Best Media   PT. MELVENA MEDIA IDONESIA Tahun Terbit    :       2016 Cetakan           :       4 ISBN               :       978-602-6940-261 Tebal                :       388 TENTANG PENULIS Wulan Fadila Fatia adalah seorang perempuan kelahiran tahun 1999 dan dersekolah di SMPN 68 Jakarta Selatan...

IKLAN DALAM KOMUNIKAI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Iklan adalah informasi yang isinya membujuk khalayak banyak atau orang banyak supaya tertarik kepada barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan kata lain, iklan memberitahu kepada banyak orang mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti kran dan majalah atau di tempat-tempat umum.    Ada sesuatu yang paling penting dalam setiap aktivitas “iklan kesehatan”, yakni memasarkan informasi tentang barang atau jasa mengenai ikhwal kesehatan, dan aktivitas ini merupakan pekerjaan komunikasi. Iklan merupakan kunci sukses dalam komunikasi kesehatan, termasuk bisnis kesehatan dengan audiens yang mungkin juga para pelanggan sebuah produk. B.      Rumusan Masalah Apa definisi iklan ? Apa pentingnya iklan dalam kesehatan ? Apa saja jenis-jenis iklan ? Apa fungsi iklan kesehatan ? Bagaimana merencanakan iklan kesehatan ? Apa dampak sosial dan legal iklan k...

KOMPUTER GENERASI PERTAMA SAMPAI GENERASI KE EMPAT

Komputer Generasi Pertama Sampai Generasi ke Lima A. Komputer Generasi Pertama Tahun 1946 – 1959             Komputer pertama kali ditemukan oleh Charles Babbage, kecerdasannya logika matematikanya yang sangat sepesial membuatnya mampu menciptakan sebuah mesin yang dia sebut dengan nama Analytical Engine pada tahun 1882, sebuah mesin yang berfungsi sebagai alat perhitungan-perhitungan umum. Beberapa tahun kemudian munculah John V. Atanasoff dengan komputer rancangannya Atanasoff-Berry Computer (ABC) pada tahun 1937 yang kemudian dianggap resmi menjadi komputer elektronik pertama. Selang beberapa tahun kemudian munculah ENIAC ( Electronic Numerical Integrator and Computer) yang di perkenalkan oleh John Mauchly dan J. Presper Eckert. Tetapi komponen yang digunakan pada komputer – komputersebutter   tidak sama dengan komponen-komponen yang digunakan pada komputer sekarang ini. Computer generasi kesatu : 1.       Colas...