BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
syaraf meupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
berutugas menerima rangsangan , menghantarkan rangsangan ke seluruh tubuh,
serta memberikan repon terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerimaan
rangsangan dilakukan oleh alat indara. Pengolahan rangsangan dilakukan oleh
syaraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang
dilakukan oleh sistem syaraf dan alat indera.
Sistem
koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Gangguan
jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku, atau
psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang
secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia. Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi
itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik, dan
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang
itu dengan masyarakat. Sekelompok reaksi psikotis dengan ciri-ciri pengunduran diri dari kehidupan sosial, gangguan emosional, dan afektif yang kadang kala disertai halusinasi dan delusi serta tingkah laku yang negatif atau
merusak.
psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang
secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia. Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi
itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik, dan
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang
itu dengan masyarakat. Sekelompok reaksi psikotis dengan ciri-ciri pengunduran diri dari kehidupan sosial, gangguan emosional, dan afektif yang kadang kala disertai halusinasi dan delusi serta tingkah laku yang negatif atau
merusak.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem saraf ?
2. Apa saja struktur sel saraf ?
3. Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
4. Bagaimana mekanisme pengantar inplus ?
5. Apa saja kelainan pada saraf ?
6. Apa Pengertian dan faktor penyebab gangguan mental ?
7. Apa saja kelainan pada mental/ jiwa?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf.
2. Mengetahui struktur sel saraf.
3. Menegtahui apa saja klasifikasi sel saraf.
4. Mengetahui mekanisme pengantar implus.
5. Mengetahui kelainan pada saraf.
6. Mengetahui pengertian gangguan mental/ jiwa.
7. Mengetahui factor penyebab gangguan mental.
8. Mengetahui kelainan pada mental/ jiwa.
BAB II
SISTEM SARAF
A.
Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan
semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan,
mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari jutaan serabut sel
saraf (neuron) yang berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum).
Neuron adalah komponen utama dalam sistem saraf.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).
Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, yaitu:
1.
Reseptor, adalah
alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor
adalah organ indera.
2.
Penghantar
impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung
(akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.
Sel saraf disebut neuron.
3.
Efektor, adalah
bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls.
Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
B.
Struktur Sel Saraf
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut
neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek
dan bercabang - cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut
sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam
neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat
menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat
dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah
menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim
impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa
tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem
saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel
saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam
satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
Terdapat 5 (lima) jenis sel saraf berdasarkan
bentuk, yaitu :
1. Unipolar
neuron
2. Bipolar neuron
3. Interneuron
4. Pyramidal cell
5.
Motorneuron
C.
Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial, yaitu :
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu.
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih.
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak
di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar
atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan.
a.
Otak
Otak
terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang
berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak
saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran,
dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian
luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3
bagian, yaitu:
1)
Otak depan
(Prosoncephalon)
Otak
depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon
berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi
thalamus, hipotamus.
2)
Otak besar
(Cerebrum)
Otak
besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi
mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa.
3)
Otak tengah
(Mesencephalon)
Otak
tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
4)
Otak belakang
(Rhombencephalon)
Otak
belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon
berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon
berkembang menjadi medulla oblongata.
5)
Otak kecil
(serebelum)
Serebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
b.
Sumsum sambung
(medulla oblongata)
Sumsum
sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
c.
Jembatan varol
(pons varoli)
Jembatan
varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan
sumsum tulang belakang.
sumsum tulang belakang.
d.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap
atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
2. Sistem Saraf Tepi (Perifer)
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf
yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem
saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani
organ-organ tubuh tertentu seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran
darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer
tidak dilindungi tulang. Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang
(saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
a.
Saraf
Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu
sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau
dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar
dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
Saraf Serabut
Otak (Cranial)
Ada
dua belas pasang saraf kranial yang diberi nomor sesuai dengan hubungannya dengan otak. Sembilan pasangan yang pertama dan
pasangan kedua belas memasok persarafan (menginervasi) bangunan di kepala.
I.
Saraf olfactory
membawa dorongan membau dari reseptor di dalam mukosa hidung menuju otak.
II.
Saraf optik
membawa dorongan visual dari mata menuju ke otak.
III. Saraf oculomotor berkaitan dengan sebagian besar kontraksi otot
mata.
IV. Saraf trochlear memasok satu otot bola mata.
V.
Saraf trigeminal
merupakan saraf sensoris yang terbesar dari muka dan kepala, mempunyai tiga
cabang yang membawa dorongan mera sakan secara umum (misalnya rasa sakit,
meraba, suhu) dari muka menuju otak. Cabang ketiga disambungkan oleh serat
motoris pada otot mengunyah.
VI. Saraf abducens ialah saraf lainnya, yang mengirim dorongan yang
mengontrol pada otot bola mata.
VII. Saraf facial
sebagian besar merupakan motor. Otot ekspresi rnuka kesemuanya dipasok oleh
cabang-cabang dari saraf facial. Saraf ini juga meliputi serat sensoris khusus
untuk merasakan pada anterior dua pertiga lidah dan berisi serat pembuangan
pada kelen jar Judah yang lebih kecil (submaxillary dan sublingual) dan pada
kelenjar lakrimal.
VIII. Saraf
vestibulocholear berisi serat
sensoris khusus untuk mendengar seperti halnya untuk keseimbangan dari saluran
semisirkular telinga bagian dalam.
IX.
Saraf glossopharyngeal berisi serat sensoris umum dari belakang lidah dan
pharynx (tenggorokan). Saraf ini juga berisi serat sensoris untuk merasakan
dari posterior ketiga lidah, serat pembu angan yang memasok sebagian besar
kelenjar ludah (parotid) dan serat saraf motor untuk mengontrol otot menelan di
dalam pharynx.
X.
Saraf vagus
merupakan saraf kranial yang terpanjang yang mema-sok sebagian besar organ di
dalam rongga perut dan dada. Saraf ini juga berisi serat motor bagi kelenjar
yang menghasilkan getah pencernaan dan pembuangan lainnya.
XI. Saraf accesory (formerly disebut spinal accesory nerve) terbuat dari
serat saraf motor yang mengontrol dua otot leher, yaitu trapezius dan
sternocleidomastoid.
XII. Saraf
hypoglossal, saraf kranial terakhir
membawa dorongan-dorongan yang mengontrol lidah.
2)
Saraf Tulang
Belakang (saraf spinal)
Ada
31 pasang saraf tulang belakang, setiap pasang dinomori berdasarkan tingkatan mana
sumsum tulang belakang berasal. Setiap saraf dilekatkan pada sumsum tulang
belakang oleh dua akar, yaitu dorsal dan ventral. Pada setiap akar dorsal
ditandai dengan membengkaknya bahan abu-abu yang dinamakan dorsal root ganglion
yang berisi tubuh sel neuron sensoris. Ganglion adalah kumpulan tubuh sel saraf
yang terletak di luar sistem saraf sertral. Serat saraf yang berasai dan
reseptor sensoris berbagai macam daerah tubuh mengarah pada ganglion ini.
Reseptor sensoris ialah ujung saraf yang merespon pada suatu stimulus.
Ada
dua kategori reseptor. Pertama, untuk sensasi umum yang terletak di kulit dan
dinding tubule. Mereka merespon pada stimulus yang membangkitkan sensasi rasa
sakit, meraba dan suha serta lokasi dan posisi
bagian-bagian tubuh. Kategori kedua termasuk reseptor untuk merasa secara khusus,
misalnya mencicipi, membau, visi, dan pendengaran. Dorongan yang berasal dari
reseptor ini dibawa oleh saraf kranial dari organ merasa khusus menuju otak. Oleh karena serat sensoris membentuk akar
dorsal, akar frontal saraf tulang belakang merupakan kombinasi serat saraf
motorik (efferent) yang memasok otot-otot voluntary dan involuntary serta
kelenjar. Tubuh sel bagi serat voluntary terletak di dalam bagian ventral
sumsum bahan abu-abu (anterior/ ventral gray horns). Tubuh sel bagi serat involuntary
ditemukan dalam small, lateral, gray horns. Akar dorsal (sensoris) dan ventral
(motorik) dikombinasikan di dalam saraf tulang beiakang, making all spinal nerve
mixed nerves.
Setiap
saraf tulang belakang jaraknya dekat sekali dengan sumsum tulang belakang, kemudian
cabang-cabang masuk ke dalam divisi posterior yang kecil. Cabang anterior yang
lebih besar berjalin (interlace) untuk membentuk jaringan yang dinamakan plexuses
yang kemudian mendistribusikan cabang-cabang tadi ke bagian-bagian tubuh. Ada
tiga pleksus yang utama, yaitu:
a)
Cervical plexus
memasok dorongan motorik pada otot-otot leher dan menerima dorongan sensoris
dari leher dan belakang kepala. Saraf phrenic yang mengaktifkan diafragma
muncul dari pleksus ini.
b)
Brachial plexus
mengirimkan sejumlah cabang pada pundak, lengan atas, lengan bawah, pergelangan
tangan, dan tangan. Saraf radial timbul dari brachial pleksus ini.
c)
Lumbosacral plexus
memasok saraf pada ekstrimitis bagian bawah. Bagian yang terbesar dari cabang
ini ialah sciatic nerve yang meninggalkan bagian dorsal panggul lewat di bawah
otot gluteus maksimus dan memanjang ke bawah belakang paha. Pada permulaannya,
tebalnya hampir 1 inci tetapi segera ia bercabangcabang paaa otot paha, di
dekat lutut ia membentuk dua sub divisi yang memasok tungkai dan kaki.
b.
Sistem Saraf
Involunter/Otonom (Tidak Disadari)
Sistem
saraf otonom mempunyai peran dalam mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari,
seperti denyut jantung, gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim
dan keringat. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat
pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada
ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Secara
garis besar lokasi bagian sistem saraf otonom adalah sebagai berikut:
1) Jalur
simpatetik mulai di dalam sumsum tulang belakang dengan tubuh sel di dalam daerah
lumbar dan dada, daerah thoracolumbar.Saraf simpatetik timbul dari sumsum tulang
belakang pada tingkat perama saraf thoracic turun pada tingkat kedua saraf
tulang belakang lumbar. Dari bagian sumsum ini serat saraf memanjang sampai pada
ganglia sympathetic chains (kerangka badan), dua untai gang lia yang menyerupai
sumsum yang memanjang di separjang sisi tulang belakang dari leher
bagian bawah sampai daerah abdominal sebelah atas. Ganglia kerangka badan yang menyerupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi tubuh sel dari sekelompok neuron yang kedua, seratnya memanjang sampai kelenjar dan jaringan otot involuntary. Neuron kedua ini melepaskan sebagian besar neurotransmitter
norepinehrine (noradrenalin) pada jaringan effector.
bagian bawah sampai daerah abdominal sebelah atas. Ganglia kerangka badan yang menyerupai merjan ini dinamakan lateral ganglia berisi tubuh sel dari sekelompok neuron yang kedua, seratnya memanjang sampai kelenjar dan jaringan otot involuntary. Neuron kedua ini melepaskan sebagian besar neurotransmitter
norepinehrine (noradrenalin) pada jaringan effector.
2) Jalur
parasimpatetik mulai di dalam daerah craniosacral dengan munculnya serat dari
tubuh sel midbrain, medulla, dan bagian bawah sumsum tulang belakang (sacral).
Dari pusat-pusat inilah seke lompok serat yang pertama memanjang sampai ganglia
otonom yang bi asanya berlokasi di dalam atau di dekat dinding organ effector. Kemudian
jalurnya terus sepanjang sekelompok neuron kedua yang menstimulasi jaringan
visceral. Neuron ini melepaskan neurotransmitter acetylcholine.
Sistem saraf
otonom mengatur tindakan kelenjar, otot organ lekuk yang lembut, dan jantung.
Tindakan ini semuanya dibawa seca ra ototmatis; kapan saja setiap perubahan terjac'i
yang meminta su atu penyesuaian pengaturan, penyesuaian dibuat tanpa seseorang
me nyadarinya. Bagian simpatetik sistem saraf otonom cenderung untuk
bertindak sebagai akselerator bagi
organ-organ yang diperlukan un tuk menemui situasi yang penuh tekanan. Ia
memperhatikan apa yang dinamakan fight or
flight response. Kalau anda membayangkan apa yang terjadi pada orang yang
takut atau marah, anda akan dengan mudah sekali ingat akan efek/ akibat
dorongan dari sistem saraf simpatetik:
1) Stimulasi
kelenjar adrenal. Ini menghasilkan hormon termasuk epinephrine yang mempersiapkan
tubuh guna menemui situasi darurat. dalam banyak cara. Saraf simpatetik dan
hormon dari adrenal akan sating memperkuat satu sama lain.
2) Pembesaran
biji mata dan penuruiian kemampuan dalam melihat pada satu titik fokus bagi
obyek yang dekat.
3) Bertambahnya
tingkat kecepatan dan penuh tekanan kontraksi jantung.
4) Bertambahnya
tekanan darah sebagian karena lebih efektifnya detak jantung dan sebagian lagi
karena pembatasan uteri kecil di dalam kuiit dan organ dalam.
5) Feinbesaran
pips bronkial yang memungkinkan lebih banyak cksigen yang dapat masuk.
6) Bertambahnya
metabolism, sistem simpatetik juga berperan sebagai brake/ rem pada those sistem
secara tidak langsung dilibatkan dalani respon pada tekanan seperti sistem
digestif dan uriner. Perhatikan saja kalau anda sedang marah lalu anda mencoba
makan, maka anda lihat bahwa air ludah anda menjadi sedikit sekali dan lebih
kental sehingga anda akan kesulitan dalam menelan makanan (Jw. seret).
Bagian
parasimpatetik dari sistem saraf otonom normalnya ber peran sebagai penyeimbang
bagi sistem simpatetik ketika krisis telah berlalu. Sistem parasimpatetik bring
about pembatasan bola mata, memperlambat detak jantung, dan pembatasan saluran
(tube) bronkial. Ia juga menstimulasi pembentukan dan pelepaskan urin dan aktifitas
digestive tract. Ludah misalnya mengalir lebih mudah dan profusely serta jumlah
dan keencerannya bertambah. Dengan demikian, sebagian besar organ tubuh
menerima kedua sistem simpatetik dan parasimpatetik, efek dari kedua sistem
tadi pada organ yang ada umumnya berlawanan.
D.
Mekanisme
Penghantar Impuls
Impuls dapat
dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila
impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial
istirahat).
Untuk
dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang
digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi
bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada
periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik
temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra sinapsis. Membran ujung dendrit dari
sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls
sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari
neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam
misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di
sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada
reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah
penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan
membran
pra-sinapsis dan membran post sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang
mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf
lainnya. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara
sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf
sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil
olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah
yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol
dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau
tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin,
pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung
(asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit
pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf
penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.atau
batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan
E.
Kelainan Pada Sitem Saraf
Kelainan
pada sistem saraf dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: karena
adanya kerusakan pada sistem saraf akibat adanya luka, infeksi mikroorganisme,
kerusakan yang sifatnya genetis, penggunaan obat-obatan, benturan benda keras,
adanya virus, bakteri ataupun radang. Adapun kelainan atau gangguan pada sistem
saraf manusia diantaranya:
1. Amnesia
Merupakan gangguan pada otak yang
disebabkan oleh kecelakaan atau cidera yang menyebabkan trauma pada kepala
(geger otak) sehingga penderita mengalami kebingungan dan kehilangan ingatan.
Amnesia bersifat sementara atau permanen tergantung dari seberapa parahnya
trauma yang diderita oleh otak.
2. Epilepsi
Disebabkan oleh adanya gangguan
penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, orang yang menderita penyakit
tumor otak, trauma pada kepala, penggunaan obat-obat bius, dan penderita cacat
otak bawaan. Ciri-ciri orang yang terkena epilepsi adalah mengalami
kejang-kejang hingga mulutnya keluar busa. Epilepsi disebut juga dengan
penyakit ayan. Penderitanya sering mengalami kejang-kejang yang mendadak dan
berulang-ulang tanpa alasan.
3. Stroke
Merupakan penyakit yang terjadi karena
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah didalam otak sehingga otak menjadi
rusak. Penyumbatan ini disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh darah
(arteriosklerosis), juga penyumbatan karena suatu emboli. Penderita stroke
biasanya terlihat dari wajahnya yang tidak simetris.
4. Sakit Kepala
Pada umumnya disebabkan karena
melebarnya pembuluh darah pada daerah selaput otak. Pelebaran pembuluh darah
ini umumnya merupakan penyakit tersendiri tetapi merupakan bagian dari
timbulnya gejala penyakit yang lebih serius.
5. Neuritis
Merupakan kelainan pada sistem saraf
yang disebabkan karena adanya tekanan, pukulan, keracunan, patah tulang atau
kekurangan vitamin B. Penyakit ini menjadikan penderitanya sering mengalami
kesemutan.
6. Parkinson
Merupakan kelainan yang disebabkan
karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Penderita
kelainan ini biasanya sering mengalami tangan gemetaran saat sedang beristirahat, susah gerak, mata sulit untuk
berkedip, dan otot terasa kaku sehingga kaki menjadi kaku saat berjalan atau
bergerak.
7. Polio
Disebabkan karena infeksi virus polio
pada sumsum tulang belakang. Pada umumnya virus ini menyerang anak-anak. Virus
polio ini dapat menimbulkan demam, kelumpuhan, sakit kepala yang berakhir pada hilangnya
refleks, dan mengecilnya otot. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi
polio. Jika penyakit ini sudah timbul maka tidak dapat diobati.
8. Transeksi
Merupakan kelainan pada sistem saraf
terutama pada medulla spinalis karena jatuh atau tertembak. Akibatnya penderita
akan mengalami hilangnya segala rasa atau mati rasa.
9. Hidrosefalus
Merupakan kelainan yang terjadi akibat
gangguan aliran cairan di dalam otak atau penumpukan cairan didalam otak yang
menyebabkan pembengkakan didalam otak. Gangguan ini menyebabkan cairan bertambah
banyak yang kemudian akan menekan jaringan pada otak di sekitarnya terutama
pada pusat-pusat saraf vital.
10. Afasia
Merupakan kelainan pada fungsi bicara
pada seseorang karena adanya kelainan otak. Penderita ini dak memiliki
kemampuan untuk berbicara dan mengerti bahasa lisan.
11. Ataksia
Merupakan kelainan yang terjadi
disebabkan karena sel-sel saraf didalam otak kecil rusak atau mengalami
degenerasi. Akibatnya penderita ataksia akan mengalami kesulitan dalam
berbicara, menelan, menggerakkan mata dan kesulitan dalam melakukan berbagai
gerakan.
12. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak
terjadi karena infeksi virus atau bakteri pada meninges (selaput yang
melindungi otak dan sumsum tulang belakang). Penyakit ini bersifat ringan namun
dapat berkembang menjadi lebih parah tergantung pada penyebabnya. Gejala
meningitis yang harus diwaspadai adalah: demam, sakit kepala berlebih, leher
terasa kaku dan adanya ruam-ruam pada kulit.
BAB III
GANGGUAN MENTAL
A.
Pengertian Gangguan Mental
Gangguan mental dalam
beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior), yang juga dianggap
sama dengan sakit mental (mental illness), sakit jiwa (insanity,lunacy
madness), selain terdapat pula istilah-istiah serupa yaitu : distress, discontrol,
disadvantage, disability, inflexsibility, irrationality, syn Dromal pattern, dan
disturbance. Berbagai istilah ini dalam beberapa hal dianggap sama, namun
dibagian lain pihak digunakan secara berbeda. Dalam Internasional
Classification of Mental Disorders (ICD) dan Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders (IDM) digunakan istilah “ mental disorder” yang
diterjemahkan menjadi gangguan jiwa,dan untk keperluan tulisan (buku ) ini
digunakan isilah gangguan mental untuk maksud yang sama.
Gangguan mental
dimaknakan sebagai adanya penyimpangan dari norma –norma perilaku yang mencakup
pikiran, perasaan dan tindakan. Orang yang mengalami gangguam mental karena
terjadinya penyimpangan perialaku, orang yang depersi perasaanya sangat
tertekan,dan orang yang alkoholik tidak dapat menehan tindakannya dan secara
persisten mengkonsumsi minuman beralkohol.
Perilaku yang dilakukan secara persisten atau repesitif (repetitiveness)
terutama perilaku yang tidak dikehendaki merupakan indikasi gangguan mental
(Szaz,1987)
DSM-IV, merumuskan
gangguan mental sebagai sebagai sindoma atau pola perilaku atau psikologis yang
terjadi pada, atau saat individu dan sindroma itu dihubungkan dengan adanya:
- Distress (misalnya symptom menyakitkan) atau
- Disabi lity artinya ketidakmampuan (misalnya tak berdaya pada satu arah atau beberapa bagian penting dari fungsi tertentu).
- Peningkatan risiko secara bermakna untuk mati, sakit, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan(APA,1994).
Sedangkan Group for
Advancement of Psychiatry (GAP) memaknakan gangguan mental sebagai suatu
kesakitan yang mengurangi kapasitas seseorang untuk menggunakan (memelihara)
pertimbangan-pertimbangannya,kebijaksanaannya,dan pengendaliannya dala
melakukan urusa-urusannya dan hubungan social sebagai jaminan keterikatannya
pada institusi mental (Szasz,1997),
Berdasarkan berbagai
pengertian diatas maka gangguan mental itu mencakup adanya penurunan fungsi
mental dan pemurunan fungsi mental itu berpengaruh pada perilakunya yaitu tidak
sesuai dengan yang sewajarnya.
B.
Factor Penyebab Gangguan Mental
Manusia bereaksi secara
keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato psiko sosial.
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik
dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan
Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat,
kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan
kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia,
dan sebagainya.
Biarpun gejala umum
atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab
utamanya mungkin di fisik (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik)
ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan
tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling
mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan fisik
ataupun jiwa. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada
ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :
1.
Faktor-faktor
somatik (somatogenik)
a.
Neuroanatomi.
b.
Neurofisiologi.
c.
Neurokimia.
d.
tingkat
kematangan dan perkembangan organic.
e.
faktor-faktor
pre dan perinatal.
2. Faktor-faktor
psikologik ( psikogenik)
a. Interaksi ibu anak : normal (rasa percaya dan
rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus
(perasaan tak percaya dan kebimbangan).
b. Peranan ayah.
c. Persaingan antara saudara kandung.
d. Inteligensi.
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan,
permainan dan masyarakat.
f. kehilangan yang mengakibatkan
kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
g. Konsep diri : pengertian identitas
diri sendiri versus peran yang tidak menentu.
h. Keterampilan, bakat dan kreativitas.
i.
Pola
adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya.
j.
Tingkat
perkembangan emosi.
3. Faktor-faktor
sosil budaya (sosiogenik)
a. Kestabilan keluarga.
b. Pola mengasuh anak.
c. Tingkat ekonomi.
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan.
e. Masalah kelompok minoritas yang
meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang
tidak memadai.
f. Pengaruh rasial dan keagamaan.
g. Nilai-nilai.
C.
Macam – Macam Gangguan Mental/ Jiwa
Dari
berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa Gangguan mental/ jiwa adalah kumpulan
dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik,
maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu
gangguan saraf (neurosis) dan gangguan jiwa (psikosis). Keabnormalan terlihat
dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan
(tension), rasa putus asa, murung, gelisah, cemas, perilaku kompulsif, histeria,
rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran negatif dan
sebagainya.
Banyak
sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive), untuk memudahkan
memahaminya para ahli mengelompokkan kognisi menjadi 6 bagian yaitu sensasi,
persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing
memiliki kelainan yang beraneka ragam. Macam –macam gangguan mental :
1. Depression (depresi)
Depresi
disebut juga dengan unipolar disorder, untuk membedakannya dengan bipolar
disorder. Cirinya adalah perasaan murung, kehilangan gairah untuk melakukan
hal-hal yang biasa dilakukannya dan tidak bisa mengekspresikan kegembiraan.
Penyebab depresi sangat bermacam-macam. Faktor psikologis yang bisa menyebabkan
depresi antara lain adalah harapan (keinginan, cita-cita) yang tidak terpenuhi,
seperti putus cinta, tidak diterima di perguruan tinggi favorit atau masalah
perkawinan yang kronis. Hal lain yang menyebabkan depresi adalah keadaan fisik
atau pengaruh narkoba.
Depresi
yang memerlukan penanganan psikiater atau psikologi klinis adalah yang
berlangsung relatif lama dan berat sehingga mengganggu kehidupan sosial orang
yang bersangkutan, termasuk mengganggu pekerjaan, pelajaran atau pergaulan.
2. Anxiety
Disorder (gangguan
kecemasan)
Orang awam
biasnaya mencampuradukkan saja pengertian fear, phobia dan anxiety. Semua
disebut "takut", tetapi dalam psikologi, ketiga istilah itu mempunyai
artinya masing-masing. Fear adalah rasa tajut (keadaan eosi yang
tidak menyenangkan), yang ditimbulkan oleh suatu objek yang jelas dan alasannya
pun jelas, atau disebut takut yang rasional. Contohnya, takut digigit ular di
hutan, takut tertabrak mobil ketika menyebrang di jalan. Fobia adalah
rasa takut yang irasional pada satu objek atau situas tertentu (Feldman, dalam
Sarwono, 2012). Artinya, objeknya memang jelas tetapi alasannya tidak masuk
akal atau tidak jelas. Fobia termasuk gangguan mental. Contohnya, takut gelap,
takut pada keramaian, dan takut pada kecoa. Anxiety atau cemas, adalah
takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya. Pada orang
normal sering terjadi rasa cemas yang normal. Contohnya, seorang ibu yang
selalu cemas jika anak gadisnya keluar malam dengan teman-temannya. Kecemasan
berlangsung cenderung disertai dengan tanda-tanda atau gangguan fisik dan emosi
yang intensif, seperti keluar keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit
kepala, tekanan darah naik, tidak bisa tidur, gelisah dan sebagainya.
Kecemasan
bisa berawal sejak masih usia anak-anak dan berkembang tahap demi tahap.
Misalnya, kecemasan yang timbul karena di masa kecil sering di kunci di kamar
sendirian sementara ibunya berbelanja. Di sisi lain kecemasan bisa juga terjadi
setelah suatu peristiwa yang menimbulkan trauma mental. Kecemasan
memiliki beberapa jenis, yaitu :
a.
Generalized
anxiety disorder atau
kecemasan umum, yang terdapat pada perempuan dua kali lebih banyak daripada
laki-laki. Orang yang bersangkutan bisa mengatakan bahwa dia cemas, takut,
tetapi tidak bisa menyebutkan apa yang disemaskannya dan mengapa dia
cemas.
b.
Panic
disorder atau
panik, yaitu perasaan teror yang intens, gemetar, bingung, mau muntah, sesak
nafas, dan merasa dunia akan kiamat. Rasa panik ini biasanya timbul karena
suatu peristiwa yang menakutkan, stres yang berkelanjutan atau setelah latihan
olahraga.
c.
Social
anxiety disorder atau
fobia sosial. Orang yang bersangkutan merasa bahwa dirinya selalu dinilai jelek
oleh orang lain. Termasuk dalam golongan ini adalah "demam panggung",
yaitu orang yang takut untuk tampil di depan umum.
d.
Separation
anxiety atau cemas
menghadapi perpisahan banyak terjadi pada anak-anak, yaitu ketika anak itu
harus berpisah dari orang yang selama ini memberikannya perasaan aman dan
terlindung. Misalnya, ketika seorang anak yang tidak berani di tinggal
sendirian di kelas oleh orang tuanya.
3. ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) atau Hiperaktif tetapi Kurang Konsentrasi
Gangguan
mental ini sepenuhnya disebabkan oleh gangguan dalam perkembangan syaraf.
Umumnya terjadi sejak masa kank-kanak (dibawah usia 18 tahun) dan banyak yang
menetap sampai dewasa. Ciri-ciri dari ADHD adalah terus menerus tidak dapat
memfokuskan perhatian pada satu hal (misalnya, menonton TV tidak bisa lebih
dari 1-2 menit, sudak pindah ke hal laim, sibuk sebentar, sudah pindah lagi dan
seterusnya), hiperaktif (pada anak bisa melompat lompat, memanjat, berteriak,
berlari-lari, dan sebagainya), mudah lupa dan tidak bisa mengendalikan
impuls-impulsnya sendiri (Feldman, dalam Sarwono, 2012).
4. Autism
Autism
adalah gangguan mental karena kelainan neurologis, yaitu ada gangguan di otak
dan/atau sistem syarafnya. Soekandar (dalam Sarwono, 2012) menemukan bahwa pada
penderita autis, terdpat setidaknya tigak bagian otak yang terganggu, yakni
lobus frontalis, sistem limbik dan hemisfer kanan. Seorang autis dalam
berjam-jam sibuk dengan aktivitas yang sama, seperti memutar-mutar bola terus menerus,
atau menyusun kaleng minuman.
Autism
sudah terlihat sejak anak berumur 2-3 tahun. Tanda-tanda lain dari autism
adalah tidak ada kontak mata dengan orang lain dan apabila dipanggil ia cenderung
tidak menyahut. Dampaknya adalah bahwa seorang autism bisa tidak peduli sama
sekali dengan kejadian disekitarnya sehingga ia bisa melakukan sesuatu tanpa
memedulikan bahaya sama sekali. Namun di sisi lain seorang anak autis bisa
memiliki bakat luar biasa yaitu disebut autis savat. Salah satu contoh autis
savat adalah Stephen Wiltshire. Pemuda keturunan India yang sudah didiagnosis
autis sejak kecil ini, mampu menggambar Times Square hanya dari memorinya dan
menghasilkan lukisan yang mirip potret.
5. Schizophrenia/Skizofrenia
Schizophrenia
berasal dari kata Yunani schizein dan phren adalah suatu diagnosis gangguan
mental yang ditandai oleh kelainan dalam persepsi atau ekspresi dari realitas.
Yang paling sering adalah halusinasi auditi (seakan-akan mendengar suara-suara
atau ada yang mengajak bercakap-cakap), delusii paranoid (curiga), atau delusi
lainnya yang tidak jelas. Hal ini biasanya terjadi pada usia remaja dan dewasa
muda (Quinn, dalam Sarwono, 2012).
Faktor
penyebab skizofrenia sampai saat ini belum jelas. Bisa karena keturunan atau
genetik, bisa juga karena gangguan syaraf. Faktor lainnya adalah faktor
psikososial (kemiskinan, urbanisasi, migrasi, diskriminasi rasial, broken home,
patah hati, stres, dan lain-lain atau karena narkoba, atau karena gabungan dari
semuanya). Oleh karena itu, teknik pengobatannya masih diperdebatkan dan sejauh
ini yang dapat diupayakan adalah meminimalkan gejala yang bisa membahayakan
orang lain atau diri penderita sendiri.
6. Dissociative Identity Diseorder
(DID)
DID, atau
lebih dikenal dengan kepribadian ganda, dulu dianggap sebagai salah satu jenis
skizofrenia karena mengandung suatu gejala dari gangguan mental itu, yaitu pola
pikir yang kacau. Dalam DSM IV, DID sudah digolongkan sebagai jenis gangguan
mental tersendiri. Cirinya adalah adanya minimal dua identitas atau kepribadian
yang berbeda yang mengendalikan perilaku orang yang bersangkutan.
Kepribadian-kepribadian itu mempersepsi, menilai, dan berekasi terhadap
lingkungan dengan cara yang sangat berbeda, dan ketika yang satu dnegan satu
sedang dikendalikan, kepribadian-kepribadian khas pasien DID, yaitu tidak ingat
apa yang sudah dilakukannya.
Salah satu
contoh adalah Shirley Mason yang diberi nama samaran Sybil, lair tahun 1923 di
Minnesota dan wafat pada 1998 di Kentucky, AS. Ia memiliki ibu yang skizofrenia
dan ayah yang acuh tak acuh. Sybil memiliki 16 kepribadian dalam dirinya. Kasus
DID kedua yang juga sangat populer karena diterbitkansebagai buku, adalah kasus
William Stanley Milligan yang biasa dipanggil Billy (lahir 1955), yang memiliki
24 kepribadian. Billy melakukan perawatan dengan Dr. David Caul dengan teknik
bahwa Billy diperkenankan untuk bergaul di masyarakat. Billy menjalankan
perwatannya selama 10 tahun sebelum ia bisa berfungsi sebagai manusia normal.
7. Paranoia
Paranoia
adalah gangguan jiwa yang cukup dikenal oleh orang awam, di samping
"kepribadian ganda". Bahkan istilah awam untuk gangguan jiwa yang
satu ini, yaitu "parno", yang maksudnya adalah orang yang terlalu
sering curiga. Dalam istilah psikiatri dan psikologi, istilah paranoia ini
mempunyai arti baku, yaitu gangguan dalam proses berpikir yang ditandai dengan
kecemasan atau ketakutan yang berlebihan sehingga mencapai tingkat yang tidak
masuk akal dan disertai delusi (waham). Ciri khas orang paranoid adalah merasa
selalu ada ancaman. Sebagai contoh, ketika melihat orang lain sedang saling
mengobrol, si paranoid mengira bahwa kedua orang itu sedang membicarakan sesuatu
rencana untuk membunuhnya.
8. Psikopat
Psikopat
adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang secara kronik (terus menerus)
menunjukkan perilaku immoral dan anti sosial. Perilaku psikopat biasanya
menyangkut perilaku agresif, kriminal atau seksual, tetapi ada juga yang hanya
terkait dengan perilaku sosial. Dalam terminologi Psikoanalisis Freud, psikopat
adalah orang yang Egonya terlalu dikuasai oleh id dan Super-ego
hanya mendengar apa kata id. Contohnya, bolak balik meminjam uang
tetangga atau teman tetapi tidak pernah dikembalikan sehingga keluarganya
berkali-kali mengumpulkan dana untuk mengembalikan utang tersebut. Prognosis
(masa depan) psikopat pada umumya tidak bagus. Mungkin pada awalnya dia akan
berhasil memengaruhi beberapaorang yang mau menjadi pengikutnya, karena
berlainan dengan pendapat awam. Psikopat bisa tampil sangat menawan, dia pandai
berbicara sehingga cepat mendapat kepercayaan dari orang lain. Namun hal ini
tidak berlangsung lama karena tidakan immoral yang dilakukan secara terus
menerus, maka makin lama psikopat akan makin terisolasi dari lingkungannya
sehingga akhirnya ia jatuh dalam kesendirian dan kemiskinan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem
saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi
dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem
saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Gangguan
mental itu mencakup adanya penurunan fungsi mental dan pemurunan fungsi mental
itu berpengaruh pada perilakunya yaitu tidak sesuai dengan yang sewajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/sistem_persyarafan1.pdf
Luis, jiffy. 2011.http://jeffy-louis.blogspot.co.id/2011/02/gangguan-mental-dan-klasifikasinya.html.
Diakses 15-10-17.
http://imron46.blogspot.co.id/2009/02/faktor-penyebab-gangguan-jiwa.html
http://doktersehat.com/macam-macam-gangguan-jiwa-psikologi-yang-aneh/
Komentar
Posting Komentar