Langsung ke konten utama

MANAJEMEN UNIT KERJA (MUK) KEPEMIMPINAN

A.    Pengertian Kepemimpinan
Organisasi dalam bentuk apapun tentunya membutuhkan posisi seseorang untuk memimpin organisasi tersebut. Kepemimpinan sendiri merupakan kemampuan atau kecerdasan seseorang untuk mendorong sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Untuk dapat melihat konsepsi kepemimpinan ada beberapa terminology yang dapat Anda pergunakan dilihat dari luasnya substansi kita memandang, maka kepemimpinan itu dapat dilihat dalam arti yang luas dan arti yang sempit. Dalam pengertian luas kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut:
1.      Seseorang yang mempengaruhi anggota - anggota kelompok.
2.      Seseorang yang mempengaruhi anggota - anggota organisasi dalam banyak kegiatan.

3.      Seseorang yang mempengaruhi anggota - anggota kelompok untuk ikut dengan permintaannya dengan rela atau tidak rela.
4.      Kemampuan seni/art/teknik untuk membuat sekelompok orang dengan segala aktivitasnya mengikuti dan mentaati segala keinginannya dalam mencapai tujuannya yang telah di tetapkan. Dari pengertian luas ini kita dapat melihat bahwa pengaruh adalah komponen utama yang harus dimiliki seseorang yang dikatakan sebagai pemimpin. Komponen selanjutnya adalah kepatuhan orang-orang yang dikenai pengaruh tersebut baik kepatuhan itu karena mengakui atas kepemimpinannya atau tidak rela terhadap apa yang mengenainya.
Selanjutnya konsepsi kepemimpinan secara sempit dapat diterjemahkan sebagai seseorang yang dengan komitmen yang penuh terhadap anggota kelompok dalam mencapai sebuah tujuan. Memimpin bukanlah apa yang hak dimiliki untuk berbuat semaunya dan mengeruk untung sebanyak - banyaknya. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan pengertian kepemimpinan berdasarkan penuturan para ahli:
1.      Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.      Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
4.      Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

B.     Teori Kepemimpinan
1.      Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a.       Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan.
b.      Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integrative
c.       Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai - nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.      Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.       Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b.      Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3.      Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
a.       Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas.
b.      Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.
c.       Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan.
d.      Norma yang dianut kelompok.
e.       Rentang kendali.
f.       Ancaman dari luar organisasi.
g.      Tingkat stress.
h.      Iklim yang terdapat dalam organisasi.


C.    Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Sedangkan berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994) :
1.      Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf dan janji. Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika :
a.       Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal.
b.      Mereka menempatkan orang - orang untuk menutupi kelemahan mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.
2.      Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya kepemimpinan otoriter ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada kompromi terhadap bawahan.
3.      Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar.
Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut - pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin. Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
a.       Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih.
b.      Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang.
4.      Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat. Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
a.       Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
b.      Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara mereka, bukan dengan cara anda.

D.    Etika dan Kepercayaan dalam Kepemimpinan
Jika kepemimpinan itu harus dijadikan satu profesi, dan oleh tugas-tugasnya yang berat pemimpin tersebut mendapatkan imbalan materiil dan imateriil tertentu, maka sebagai konsekuensinya pada dirinya bisa dikenakan sanksi-sanksi tertentubu. Dengan demikian etika memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk selalu:
1.      Bersikap kritis dan rasional. Berani mengemukakan pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis sendiri.
2.      Bersikap otonom. Dengan otonomi ini bukan berarti sang pemimpin dapat berbuat semau sendiri, atau bisa bertingkah laku sewenang-wenang, melainkan dia bebas memeluk norma-norma diyakini sebagai baik dan wajib dilaksanakan, untuk membawa anak buah pada pencapaian tujuan tertentu.
3.      Memberikan perintah-perintah dan larangan-larangan yang adil dan harus ditaati oleh setiap lembaga dan individu. Yaitu oleh pemimpin , orang tua, keluarga, sekolah, badan hukum, lembaga agama, negara, dan lain-lain.

E.     Mentoring
Mentoring adalah mendukung dan membimbing orang lain – untuk berjuang dan berusaha mencapai tujuan tertinggi. Tipe Mentoring menurut Morton-Cooper & Palmer, sebagai berikut:
1.      Mentoring palsu : Dukungan untuk tugas-tugas yg berhubungan dengan kualifikasi profesional dan pekerjaan.
2.       Mentoring sejati : dukungan seutuhnya bagi individu untuk mengembangkan sebuah peran profesional yg baru dan kompleks.
Mentoring dibagi menjadi beberapa konteks yaitu :
  1. Mentoring dalam organisasi
a.       Mentoring dapat berlangsung dlm hubungan kontrak.
b.      Di implemetasikan sebagai bagian sebuah program organisasi atau pengembangan karir bukan pengembangan kepribadian dewasa.
c.       Model yg saling menguntungkan.
d.      Masalah hubungan berakar dari komunikasi yg buruk, salah persepsi, gagal komunikasi, ketergantungan.
  1. Mentoring dalam pendidikan
a.       Program mentoring digunakan sangat luas: program anak berbakat, pelatihan guru awal-lanjutan, pengembangan staf, program mahasiswa, pendidikan perawat dll.
b.      Tujuan untuk menumbuhkan kemandirian, pembelajaran yg diatur sendiri, memungkinkan pembelajaran yg tak mungkin dilakukan di dalam kelas.
  1. Mentoring dalam keperawatan
a.       Perawat mampu bekerja dengan cara kolaboratif dan kooperatif dengan profesi kesehatan lainnya dan mengenali serta menghargai konstribusi dlm tim kesehatan.
b.      Berakar pada penerapan pembelajaran orang dewasa dan teori perkembangan.
c.       Memungkinkan pendatang baru dlm keperawatan untuk melewati masa peralihan lebih lancar dari pemula menjadi praktisi penuh.




DAFTAR PUSTAKA

Patricia Dhiana Paramita. GAYA KEPEMIMPINAN (STYLE OF LEADERSHIP) YANG EFEKTIF DALAM SUATU ORGANISASI. Ekonomi Universitas Pandanaran.
Turmudi.2010. KEPEMIMPINA. Solok:Universitas Mahaputra Muhammadyamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU NOVEL R (Raja, Ratu & Rahasia)

IDENTITAS BUKU Judul                :       R (Raja, Ratu & Rahasia) Penulis             :       Wulanfadi Penerbit           :       Best Media   PT. MELVENA MEDIA IDONESIA Tahun Terbit    :       2016 Cetakan           :       4 ISBN               :       978-602-6940-261 Tebal                :       388 TENTANG PENULIS Wulan Fadila Fatia adalah seorang perempuan kelahiran tahun 1999 dan dersekolah di SMPN 68 Jakarta Selatan...

IKLAN DALAM KOMUNIKAI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Iklan adalah informasi yang isinya membujuk khalayak banyak atau orang banyak supaya tertarik kepada barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan kata lain, iklan memberitahu kepada banyak orang mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti kran dan majalah atau di tempat-tempat umum.    Ada sesuatu yang paling penting dalam setiap aktivitas “iklan kesehatan”, yakni memasarkan informasi tentang barang atau jasa mengenai ikhwal kesehatan, dan aktivitas ini merupakan pekerjaan komunikasi. Iklan merupakan kunci sukses dalam komunikasi kesehatan, termasuk bisnis kesehatan dengan audiens yang mungkin juga para pelanggan sebuah produk. B.      Rumusan Masalah Apa definisi iklan ? Apa pentingnya iklan dalam kesehatan ? Apa saja jenis-jenis iklan ? Apa fungsi iklan kesehatan ? Bagaimana merencanakan iklan kesehatan ? Apa dampak sosial dan legal iklan k...

KOMPUTER GENERASI PERTAMA SAMPAI GENERASI KE EMPAT

Komputer Generasi Pertama Sampai Generasi ke Lima A. Komputer Generasi Pertama Tahun 1946 – 1959             Komputer pertama kali ditemukan oleh Charles Babbage, kecerdasannya logika matematikanya yang sangat sepesial membuatnya mampu menciptakan sebuah mesin yang dia sebut dengan nama Analytical Engine pada tahun 1882, sebuah mesin yang berfungsi sebagai alat perhitungan-perhitungan umum. Beberapa tahun kemudian munculah John V. Atanasoff dengan komputer rancangannya Atanasoff-Berry Computer (ABC) pada tahun 1937 yang kemudian dianggap resmi menjadi komputer elektronik pertama. Selang beberapa tahun kemudian munculah ENIAC ( Electronic Numerical Integrator and Computer) yang di perkenalkan oleh John Mauchly dan J. Presper Eckert. Tetapi komponen yang digunakan pada komputer – komputersebutter   tidak sama dengan komponen-komponen yang digunakan pada komputer sekarang ini. Computer generasi kesatu : 1.       Colas...